Total Tayangan Halaman

donate

Translate

Jumat, 22 Desember 2017

METODE PEMBELAJARAN RUMAH TAHFIDZ MODERN



METODE PEMBELAJARAN RUMAH TAHFIDZ MODERN
“ R2R – PEDULI ”
QUR’AN dan SAINS MODERN
YAYASAN BEDAH HARAPAN BANGSA

Deskripsi       
Pembelajaran al-qur`an yang telah diselenggarakan oleh beberapa Lembaga pendidikan formal dan non formal, ada yang berfokus pada sisi fiqih, akhlak, ilmu nahwu, tahfidz dan lain sebagainya. untuk beberapa sekolah dasar mengalami kendala, terutama untuk dapat menjadikan para siswa hafal dengan lancar dan benar serta memahami arti dan pengertian yang terkandung dalam isi pesan ayat demi ayat dalam isi kandungan Al-Qur’an dalam perkembangan kemajuan teknologi dewasa ini, apalagi yang berada di sekolah negeri yang sangat sedikit alokasi waktu jam Pendidikan Agama Islam (PAI), melihat hal itu maka akan dipaparkan beberapa metode hafalan al-qur`an yang dapat menunjang kelancaran pembelajaran hafalan para siswa, di dalam metode tahfidz ini merupakan metode yang baru untuk dapat dipraktekkan oleh para guru dalam pembelajaran tahfidzul qur`an modern, diantara metode dan langkah –langkahnya adalah sebagai berikut :
1.        Metode takrir  (peneguhan kebenaran dengan alasan)
Metode ini dapat diterapkan bagai santri yang berada di usia setara TK maupun yang di kelas I SD/MI, langkah-langkahnya adalah : Guru membaca 1 ayat dengan suara keras, dan memperintahkan para siswa untuk diam dan mendengarkan dengan seksama Guru menyuruh siswa mengulangi ayat yang telah dibacakan oleh gurunya dengan bersama – sama Guru menyuruh siswa untuk menghafalkan ayat tersebut berulang –ulang Guru menguji beberapa siswa untuk menguji kemmapuan hafalannnya, setelah guru meyakini setiap santrinya telah menghafal dengan baik dan benar, maka guru akan melanjutkan membacakan tafsiran ayat demi ayat, lalu memberikan contoh-contoh yang relevan dalam kehidupan nyata sehari-hari, baik contoh kasus masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
2.      Metode mutaba`ah  (mengikuti, mengawasi)
Kata mutaaba’ah berasal dari kata taaba’a. Kata ini memiliki beberapa pengertian. Di antaranya, tatabba’a (mengikuti) dan raaqaba’ (mengawasi). Dengan demikian, kata mutaaba’ah bererti pengikutan dan pengawasan. Yang dimaksud dengan mutaaba’ah sebenarnya adalah mengikuti dan mengawasi sebuah program agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kata mutaaba’ah sama dengan kata pengendalian di dalam konsep pengurusan. Berbeda dengan mutaaba’ah, muhasabah tidak mengikuti dan mengawasi sesebuah program agar berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Kata muhasabah berasal dari kata hasaba. Kata itu bererti, antara lain, jaazaa wa ‘aaqaba (mengganjari dan menghukum). Jadi, kata muhasabah bererti pengganjaran dan penghukuman.

Metode ini dapat diterapkan disetiap jenjang pendidikan terutama yang berada di kelas I, II sampai kelas VI, langkah –langkahnya adalah : Guru membaca dan mengahafalkan 1 ayat dari satu surat, kemudian para siswa disuruh menirukan setelah para siswa dianggap bisa, maka dapat dilanjutkan dengan guru membaca dari ayat pertama sampai ayat yang kelima, kemudian siswa menirukan diakhir pelajaran guru bersama para siswa membaca ayat tersebut bersama–sama, setelah guru meyakini setiap santrinya telah menghafal dengan baik dan benar, maka guru akan melanjutkan membacakan tafsiran ayat demi ayat, lalu memberikan contoh-contoh yang relevan dalam kehidupan nyata sehari-hari, baik contoh kasus masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
3.      Metode muroja`ah
Ilmu akan semakin kuat melekat dengan dimuroja’ah. Pemahaman akan semakin mantap dengan adanya muroja’ah. Muroja’ah artinya adalah mengulang kembali pelajaran yang telah lewat. Muroja’ah sangatlah penting bagi setiap orang yang belajar bahasa Arab. Manfaat lainnya, dengan adanya muroja’ah, kita jadi tahu sejauh mana pemahaman kita terhadap sebuah materi pembahasan. Jika pemahaman kita masih lemah, bisa kita lakukan perbaikan-perbaikan. Jika pemahaman kita sudah bagus, bisa kita lakukan peningkatan-peningkatan.
Saran saya, minimal seorang yang sedang belajar bahasa Arab melakukan dua macam muroja’ah. Pertama, muroja’ah jangka pendek. Kemudian yang kedua, muroja’ah jangka panjang.
(1). Muroja’ah Jangka Pendek
Muroja’ah jangka pendek maksudnya adalah muroja’ah yang dilakukan setiap pekan. Minimal dalam setiap pekan dilakukan sekali muroja’ah. Waktunya bisa setiap hari libur saat dilakukan belajar intensif.
Yang dimuroja’ah adalah materi-materi yang sudah dipelajari selama seminggu. Kerjakan kembali latihan-latihannya. Hafalkan kembali definisi-definisi, contoh-contoh, dan ketentuan-ketentuan yang ada. Ulang-ulang kembali pola-pola pembentukan kata yang sudah didapat dalam ilmu Shorof.
(2). Muroja’ah Jangka Panjang
Muroja’ah jangka panjang maksudnya adalah muroja’ah kitab yang sudah selesai dipelajari. Jadi, saat kita telah menyelesaikan sebuah kitab, jangan langsung berpindah ke kitab yang baru. Ulang-ulang kembali kitab yang baru saja kita selesaikan. Baca kembali dari awal. Kerjakan kembali latihannya.
Lakukan muroja’ah beberapa kali. Terutama kitab-kitab tingkat dasar. Minimal dua kali dimuroja’ah. Semakin banyak semakin bagus. Tujuannya, agar pijakan kita dalam belajar semakin mantap. Dan, untuk melakukan muroja’ah kitab dasar tidaklah butuh waktu lama. Sebab, kitabnya tipis. Dalam satu jam atau dua jam kita bisa membacanya dari awal sampai selesai.
(3). Muroja’ah dengan Mengajarkan
Diantara cara yang efektif untuk muroja’ah adalah dengan mengajarkan kitab yang sudah kita pelajari. Jika kita benar-benar yakin  sudah memahami sebuah kitab dengan mantap, kita bisa mengajarkannya kepada orang lain.
Dengan diajarkan, ilmu kita akan semakin lengket. Sebab nantinya kita akan tergerak untuk terus menerus membaca kitab yang akan kita ajarkan. Biasanya hal ini dilakukan dalam rangka persiapan sebelum mengajar.
Metode ini dapat diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan, dengan harapan agar surat –surat yang telah dihafalkan siswa menjadi lebih tsiqah, langkah –langkahnya adalah ; Guru menghafalkan 5 ayat atau 1 surat yang telah dihafalakan pada hari sebelumnya bersama dengan siswanya Guru menyuruh para siswa hafalan bersama –sama Guru menguji hafalan siswa satu persatu
4.      Metode broken ball
Metode ini dapat diterapkan pada jenjang SD/MI kelas IV-VI dan jenjang seterusnya, langkah-langkahnya adalah Guru mengahafal surat dan para siswa menirukan Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 atau 5 siswa Guru memnyuruh para siswa bersama kelompoknya untuk menghafal surat bersama kelompoknya Guru menyuruh setiap kelompok mengajukan hafalan Guru menyuruh seluruh kelompok hafalan secara bergantian
5.      Metode Quesioner
Metode ini dapat diterapkan di semua jenjang, tujuannya adalah untuk meningkatkan kwalitas hafalan yang telah dihafalkan Guru dan murid mengulang surat yang telah dihafalkan Guru memberikan pertanyaan – pertanyaan, baik dengan model asilah anis surah, yaitu guru membaca potongan ayat dari satu surat, kemudian murid disuruh menebak nama surat tersebut, model yang lain adalah asilah anil ayat, yaitu guru membaca 1 ayat kemudian siswa disuruh melanjutkan. Dapat pula model pertanyaan – pertanyaan lain
6.      Metode Baidhawiy
Dengan metode ini diharapkan semua siswa ikut serta dan terlibat dalam kegiatan hafalan al-Qur`an, langkah – langkahnya adalah : Guru membuat kelas menjadi 1 kelompok dan posisi duduknya melingkar Guru memberitahukan para siswa surat yang akan dihafalkan Guru membaca 1 ayat dari surat tersebut Guru memerintahkan setiap santri hafalan satu persatu dengan bergiliran dan bergantian
 7.      Metode Taqdim
Metode ini untuk mengetahui kwalitas hafalan siswa secara individual, langkah – langkahnya adalah Guru bersama siswa menghafalkan bersama ayat-ayat al-Qur`an Guru menyuruh siswa mengajukan hafalannya secara individual
8.      Metode mudhaharah
Metode ini untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri, dan sekaligus untuk meningkatkan kwalitas hafalan al-Qur`an atau menambah hafalan, langkah – langkahnya adalah : Guru bersama siswa menghafalkan surat Guru menyuruh siswa maju ke depan kelas dan memimpin hafalan, Guru menyuruh siswa tersebut bersama siswa yang lain menghafal surat secara bergantian Guru memerintah siswa tersebut memberikan pertanyaan kepada beberapa temannya