METODE
PEMBELAJARAN RUMAH TAHFIDZ MODERN
“
R2R – PEDULI ”
QUR’AN dan SAINS MODERN
YAYASAN
BEDAH HARAPAN BANGSA
Deskripsi
Pembelajaran al-qur`an yang telah
diselenggarakan oleh beberapa Lembaga pendidikan formal dan non formal, ada yang
berfokus pada sisi fiqih, akhlak, ilmu nahwu, tahfidz dan lain sebagainya. untuk beberapa sekolah dasar mengalami kendala,
terutama untuk dapat menjadikan para siswa hafal dengan lancar dan benar serta
memahami arti dan pengertian yang terkandung dalam isi pesan ayat demi ayat
dalam isi kandungan Al-Qur’an dalam perkembangan kemajuan teknologi dewasa ini,
apalagi yang berada di sekolah negeri yang sangat sedikit alokasi waktu jam Pendidikan
Agama Islam (PAI), melihat hal itu maka akan dipaparkan beberapa metode hafalan
al-qur`an yang dapat menunjang kelancaran pembelajaran hafalan para siswa, di
dalam metode tahfidz ini merupakan metode yang baru untuk dapat dipraktekkan
oleh para guru dalam pembelajaran tahfidzul qur`an modern, diantara metode dan
langkah –langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
Metode takrir (peneguhan kebenaran dengan alasan)
Metode ini dapat
diterapkan bagai santri yang berada di usia setara TK maupun yang di kelas I
SD/MI, langkah-langkahnya adalah : Guru membaca 1 ayat dengan suara keras, dan
memperintahkan para siswa untuk diam dan mendengarkan dengan seksama Guru
menyuruh siswa mengulangi ayat yang telah dibacakan oleh gurunya dengan bersama
– sama Guru menyuruh siswa untuk menghafalkan ayat tersebut berulang –ulang
Guru menguji beberapa siswa untuk menguji kemmapuan hafalannnya, setelah guru
meyakini setiap santrinya telah menghafal dengan baik dan benar, maka guru akan
melanjutkan membacakan tafsiran ayat demi ayat, lalu memberikan contoh-contoh
yang relevan dalam kehidupan nyata sehari-hari, baik contoh kasus masa lalu,
saat ini dan masa yang akan datang, sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi masa kini.
2.
Metode mutaba`ah (mengikuti, mengawasi)
Kata mutaaba’ah berasal dari kata taaba’a. Kata
ini memiliki beberapa pengertian. Di antaranya, tatabba’a (mengikuti) dan
raaqaba’ (mengawasi). Dengan demikian, kata mutaaba’ah bererti pengikutan dan
pengawasan. Yang dimaksud dengan mutaaba’ah sebenarnya adalah mengikuti dan
mengawasi sebuah program agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kata
mutaaba’ah sama dengan kata pengendalian di dalam konsep pengurusan. Berbeda
dengan mutaaba’ah, muhasabah tidak mengikuti dan mengawasi sesebuah program
agar berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Kata muhasabah berasal
dari kata hasaba. Kata itu bererti, antara lain, jaazaa wa ‘aaqaba (mengganjari
dan menghukum). Jadi, kata muhasabah bererti pengganjaran dan penghukuman.
Metode ini dapat diterapkan disetiap jenjang
pendidikan terutama yang berada di kelas I, II sampai kelas VI, langkah
–langkahnya adalah : Guru membaca dan mengahafalkan 1 ayat dari satu surat,
kemudian para siswa disuruh menirukan setelah para siswa dianggap bisa, maka
dapat dilanjutkan dengan guru membaca dari ayat pertama sampai ayat yang kelima,
kemudian siswa menirukan diakhir pelajaran guru bersama para siswa membaca ayat
tersebut bersama–sama, setelah guru meyakini setiap santrinya telah menghafal
dengan baik dan benar, maka guru akan melanjutkan membacakan tafsiran ayat demi
ayat, lalu memberikan contoh-contoh yang relevan dalam kehidupan nyata
sehari-hari, baik contoh kasus masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang,
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini.
3.
Metode muroja`ah
Ilmu akan semakin kuat melekat dengan dimuroja’ah.
Pemahaman akan semakin mantap dengan adanya muroja’ah. Muroja’ah artinya adalah
mengulang kembali pelajaran yang telah lewat. Muroja’ah sangatlah penting bagi
setiap orang yang belajar bahasa Arab. Manfaat lainnya, dengan adanya
muroja’ah, kita jadi tahu sejauh mana pemahaman kita terhadap sebuah materi
pembahasan. Jika pemahaman kita masih lemah, bisa kita lakukan
perbaikan-perbaikan. Jika pemahaman kita sudah bagus, bisa kita lakukan
peningkatan-peningkatan.
Saran saya, minimal seorang yang sedang belajar
bahasa Arab melakukan dua macam muroja’ah. Pertama, muroja’ah jangka pendek.
Kemudian yang kedua, muroja’ah jangka panjang.
(1). Muroja’ah Jangka Pendek
Muroja’ah jangka pendek maksudnya adalah
muroja’ah yang dilakukan setiap pekan. Minimal dalam setiap pekan dilakukan
sekali muroja’ah. Waktunya bisa setiap hari libur saat dilakukan belajar
intensif.
Yang dimuroja’ah adalah materi-materi yang
sudah dipelajari selama seminggu. Kerjakan kembali latihan-latihannya. Hafalkan
kembali definisi-definisi, contoh-contoh, dan ketentuan-ketentuan yang ada.
Ulang-ulang kembali pola-pola pembentukan kata yang sudah didapat dalam ilmu
Shorof.
(2). Muroja’ah Jangka Panjang
Muroja’ah jangka panjang maksudnya adalah
muroja’ah kitab yang sudah selesai dipelajari. Jadi, saat kita telah
menyelesaikan sebuah kitab, jangan langsung berpindah ke kitab yang baru.
Ulang-ulang kembali kitab yang baru saja kita selesaikan. Baca kembali dari
awal. Kerjakan kembali latihannya.
Lakukan muroja’ah beberapa kali. Terutama
kitab-kitab tingkat dasar. Minimal dua kali dimuroja’ah. Semakin banyak semakin
bagus. Tujuannya, agar pijakan kita dalam belajar semakin mantap. Dan, untuk
melakukan muroja’ah kitab dasar tidaklah butuh waktu lama. Sebab, kitabnya
tipis. Dalam satu jam atau dua jam kita bisa membacanya dari awal sampai
selesai.
(3). Muroja’ah dengan Mengajarkan
Diantara cara yang efektif untuk muroja’ah
adalah dengan mengajarkan kitab yang sudah kita pelajari. Jika kita benar-benar
yakin sudah memahami sebuah kitab dengan mantap, kita bisa mengajarkannya
kepada orang lain.
Dengan diajarkan, ilmu kita akan semakin
lengket. Sebab nantinya kita akan tergerak untuk terus menerus membaca kitab
yang akan kita ajarkan. Biasanya hal ini dilakukan dalam rangka persiapan
sebelum mengajar.
Metode ini dapat diterapkan pada seluruh
jenjang pendidikan, dengan harapan agar surat –surat yang telah dihafalkan
siswa menjadi lebih tsiqah, langkah –langkahnya adalah ; Guru menghafalkan 5
ayat atau 1 surat yang telah dihafalakan pada hari sebelumnya bersama dengan siswanya
Guru menyuruh para siswa hafalan bersama –sama Guru menguji hafalan siswa satu
persatu
4.
Metode broken ball
Metode ini dapat diterapkan pada jenjang SD/MI
kelas IV-VI dan jenjang seterusnya, langkah-langkahnya adalah Guru mengahafal
surat dan para siswa menirukan Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang
terdiri dari 3 atau 5 siswa Guru memnyuruh para siswa bersama kelompoknya untuk
menghafal surat bersama kelompoknya Guru menyuruh setiap kelompok mengajukan
hafalan Guru menyuruh seluruh kelompok hafalan secara bergantian
5.
Metode Quesioner
Metode ini dapat diterapkan di semua jenjang,
tujuannya adalah untuk meningkatkan kwalitas hafalan yang telah dihafalkan Guru
dan murid mengulang surat yang telah dihafalkan Guru memberikan pertanyaan –
pertanyaan, baik dengan model asilah anis surah, yaitu guru membaca potongan
ayat dari satu surat, kemudian murid disuruh menebak nama surat tersebut, model
yang lain adalah asilah anil ayat, yaitu guru membaca 1 ayat kemudian siswa
disuruh melanjutkan. Dapat pula model pertanyaan – pertanyaan lain
6.
Metode Baidhawiy
Dengan metode ini diharapkan semua siswa ikut
serta dan terlibat dalam kegiatan hafalan al-Qur`an, langkah – langkahnya
adalah : Guru membuat kelas menjadi 1 kelompok dan posisi duduknya melingkar
Guru memberitahukan para siswa surat yang akan dihafalkan Guru membaca 1 ayat
dari surat tersebut Guru memerintahkan setiap santri hafalan satu persatu
dengan bergiliran dan bergantian
7.
Metode Taqdim
Metode ini untuk mengetahui kwalitas hafalan
siswa secara individual, langkah – langkahnya adalah Guru bersama siswa
menghafalkan bersama ayat-ayat al-Qur`an Guru menyuruh siswa mengajukan
hafalannya secara individual
8.
Metode mudhaharah
Metode ini untuk menumbuhkan rasa kepercayaan
diri, dan sekaligus untuk meningkatkan kwalitas hafalan al-Qur`an atau menambah
hafalan, langkah – langkahnya adalah : Guru bersama siswa menghafalkan surat
Guru menyuruh siswa maju ke depan kelas dan memimpin hafalan, Guru menyuruh
siswa tersebut bersama siswa yang lain menghafal surat secara bergantian Guru
memerintah siswa tersebut memberikan pertanyaan kepada beberapa temannya